Senin, 30 Oktober 2017

RESENSI NOVEL GENI JORA

Membaca Terangnya Kejora Dalam Gelapnya Ketidakadilan
Hasil gambar untuk GAMBAR NOVEL GENI JORA
Judul novel : Geni Jora
Penulis : Abidah El Khalieqy
Penerbit : Qanita
Tahun terbit : Januari, 2009
Cetakan : pertama
Tebal buku : 20,5 cm
Jumlah halaman : 272 halaman
Harga buku : Rp. 20.000,-
No. ISBN : 978-979-3269-85-6
     Perempuan kerap kali dianggap sebagai kelas kedua, sering kali dianggap remeh dan tidak penting. Siapa sebenarnya yang menentukan kelas-kelas? Sementara Rabi’ah Adawiyah laksana roket melesat mengatasi rangking dan kelas. Hadirlah novel “Geni Jora”, sebuah gugatan yang menuntut perlakuan adil terhadap kaum perempuan.
     Novel yang pernah memenangkan Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2003 ini menawarkan sikap plural dan terbuka. Ia dapat mengukuhkan politik identitas dengan masuknya bahasa dan budaya marginal dalam wacana sentral, termasuk pembelaan hak-hak ekslusif dikalangan minoritas.
     “tak ada yang sia-sia dari pemberontakan. Dan tak ada yang langgeng dari ketidakadilan. Ia selalu melahirkan pemberontak dengan beragam jenis medelnya. Dan menurutku, menggerus ketidakadilan adalah dengan cermin yang dipajang di muka sang antagonis. Di kurun maha kacau ini, kata maaf tidak lagi memiliki kekuatan untuk menggerakkan revolusi.”
     Itulah prinsip yang dipegang Jora, perempuan santri tokoh utama novel “Geni Jora”. Dengan itu, ia melawan perlakuan-perlakuan tidak adil terhadap perempuan,yang telah dibungkus oleh budaya patriarki, dalam bahasa agama dan jubah tradisi. Dengan latar dunia pesantren di Jawa, melanglang ke alam dan budaya timur tengah dan maghribi, diekspresikan melalui bahasa yang lincah, cerdas, nakal, dan jenaka, penulis membalut pemberontakkan gendernya dalam jalinan kisah cinta dan pencarian diri yang kompleks dan memikat.
     Geni Jora mengajak para pembaca untuk menjelajah ke berbagai kota, masjid, dan situs di Timur Tengah melalui setting yang dihadirkan. Geni Jora berusaha menampilkan bahasa yang rapi dan indah melalui gaya bahasanya yang puitis.
     Novel Geni Jora jauh lebih kompleks dan berbobot dibanding novel-novel lain yang berupaya lebih konsisten dan setia dengan ajaran islam. Geni Jora menyimpan potensi kekuatan untuk mendobrak sekaligus mengungkap sisi gelapnya dengan tujuan meluruskan.
    Alur yang meloncat-loncat menambah nilai plus bagi novel ini, karena meskipun begitu tidak membingungkan pembaca. Geni Jora hampir tidak memiliki kekurangan, kekurangan hanya terletak pada warna cover yang monoton. Geni Jora, sebuah ikhtiar sastrawi untuk mengentaskan kaum peremuan dari ruang domestik dan memberikan alternatif ke dalam ranah publik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar